Senin, 16 Mei 2011

MPN

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
 Mengingat bahwa makanan yang digunakan kemungkinan mengandung bakteri patogen maka sebelum digunakan harus diperiksa terlebih dahulu, sebab makanan harus bebas dari bakteri-bakteri patogen tersebut. Untuk pemeriksaan tersebut diperlukan pengujian bakteriologis makanan di laboratorium. Pengujian ini dapat menentukan makanan yang diperiksa tersebut mengandung bakteri patogen atau tidak. Alam prakteknya pengujian makanan secara bakteriologis untuk menentukan ada tidaknya bakteri bentuk koli.
Makanan yang bersih yang layak dimakan, semakin langka di perkotaan. Makanan-makanan yang menjadi sumbernya sudah tercemar berbagai macam limbah, mulai dari buangan sampah organik, rumah tangga hingga limbah beracun dari industri. Makanan yang sudah tidak aman dijadikan bahan makanan karena telah terkontaminasi . Itulah salah satu alasan mengapa makanan dalam kemasan yang disebut-sebut menggunakan bahan yang baik sehingga banyak dikonsumsi. Namun, harga makanan dari berbagai merek yang terus meningkat membuat konsumen mencari alternatif baru yang murah, yaitu penggunaan makanan yang tidak bermerk..
Uji kualitas makanan Ke dalam parameter mikrobiologis hanya dicantumkan Coli tinja dan total Coliforms.
a)    Coli tinja, makana yang mengandung coli tinja berarti makana tersebut tercemar tinja. Tinja dari penderita sangat potensial menularkan penyakit yang berhubungan dengan air.
b)    Total Coliforms, bila makanan yang tercemar coliform dapat mengakibatkan penyakit-penyakit saluran pernafasan.
Standar makanan, menurut standar WHO semua sampel tidak boleh mengandung E. coli dan sebaiknya juga bebas dari bakteri coliform. Standar WHO: Dalam setiap tahun, 95% dari sampel-sampel tidak boleh mengandung coliform dalam 100 ml, Tidak ada sampel yang mengandung E. coli dalam 100 ml, Tidak ada sampel yang mengandung coliform lebih dari 10 dalam 100 ml, Tidak boleh ada coliform dalam 100 ml dan dua sampel yang berurutan (AOAC, 2000). Bakteri coliform adalah golongan bakteri intestinal, yaitu hidup dalam saluran pencernaan manusia. Bakteri coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik lain. Lebih tepatnya, sebenarnya, bakteri coliform fekal adalah bakteri indikator adanya pencemaran bakteri patogen. Penentuan coliform fekal menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen. Selain itu, mendeteksi Coliform jauh lebih murah, cepat, dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik lain. Contoh bakteri coliform adalah, Esherichia coli dan Entereobacter aerogenes. Jadi, coliform adalah indikator kualitas makanan. Makin sedikit kandungan coliform, artinya, kualitas makanan semakin baik.
E. coli jika masuk ke dalam saluran pencernaan dalam jumlah banyak dapat membahayakan kesehatan. WalaupunE.coli merupakan bagian dari mikroba normal saluran pencernaan, tapi saat ini telah terbukti bahwa galur-galur tertentu mampu menyebabkan gastroeritris taraf sedang hingga parah pada manusia dan hewan. Sehingga, makanan yang akan digunakan untuk keperluan sehari-hari seperti bahaya yaitu dapat menimbulkan penyakit infeksius.
Menurut Soetarto (2008), semua organisme selalu membutuhkan makanan untuk kelangsungan hidupnya. Hal ini disebabkan semua reaksi biologis yang berlangsung di dalam tubuh makhluk hidup berlangsung dalam medium makanan. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa tidak mungkin ada kehidupan tanpa adanya makanan. makanan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Tetapi sering sekali terjadi pengotoran dan pencemaran makanan dengan kotoran-kotoran dan sampah. Oleh karena itu makanan dapat menjadi sumber atau perantara
berbagai penyakit seperti tipus, desentri, dan kolera. Bakteri-bakteri yang dapat menyebabkan penyakit tersebut adalahSalmonella typhosa, Shigella dysenteriae,dan Vibrio koma.
Bakteri coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik lain. Lebih tepatnya, bakteri coliform fekal adalah bakteri indikator adanya pencemaran bakteri patogen. Penentuan coliform fekal menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen. Selain itu, mendeteksi Coliform jauh lebih murah, cepat, dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik lain.Contoh bakteri coliform adalah, Esherichia coli dan Entereobacter aerogenes. Jadi, coliform adalah indikator kualitas air. Makin sedikit kandungan coliform, artinya, kualitas makanan semakin baik.
Terdapatnya bakteri coliform dalam makanan dapat menjadi indikasi kemungkinan besar adanya organisme patogen lainnya. Bakteri coliform dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu faecal coliform dan non-faecal coliform. E. coli adalah bagian dari faecal coliform. Keberadaan E. coli dalam makanan dapat menjadi indikator adanya pencemaran air oleh tinja. E. coli digunakan sebagai indikator pemeriksaan kualitas bakteriologis secara universal dalam analisis dengan alasan; a) E. coli secara normal hanya ditemukan di saluran pencernaan manusia (sebagai flora normal) atau hewan mamalia, atau bahan yang telah terkontaminasi dengan tinja manusia atau hewan; jarang sekali ditemukan dalam makanan dengan kualitas kebersihan yang tinggi, b) E. coli mudah diperiksa di laboratorium dan sensitivitasnya tinggi jika pemeriksaan dilakukan dengan benar, c) Bila dalam makanan tersebut ditemukan E. coli, maka makanan tersebut dianggap berbahaya bagi penggunaan domestik, d) Ada kemungkinan bakteri enterik patogen yang lain dapat ditemukan bersama-sama dengan E. coli dalam makanan tersebut. Maka, untuk mendapat gambaran yang jelas mengenai kualitas makanan khususnya kandungan bakteri total coli dan Escherichia coli (fecal coli) dalam makanan yang telah tersedia, maka dilakukan penelitian tentang kualitas makanan.
1.2 Maksud dan Tujuan
      Maksud
dari praktikum ini adalah untuk mengetahui apakah sampel yang diperiksa     berupa air kemasan Aquapro dan air sumur oleh bakteri coliform  dengan metode MPN.
 Tujuan
      dari praktikum ini adalah untuk mengidentifikasi makanan dan minuman   berupa air kemasan Aquapro dan air sumur yang tercemar oleh bakteri coliform metode MPN.





1.3 Kerangka Operasional
                    Sampel Kemasan Aquapro dan air sumur



LB (lactose broth)
                                                                                                      
                                                                    
Inkubasi 37ºselama 24 jam
BGLB
(Brilliant Green Lactosa Bile Broth)



                                                                     Inkubasi 37ºselama 24 jam
           
EMBA
Mac Conkey
ENDO
                                                                                            

TSIA
                                                                     Inkubasi 37ºselama 24 jam        


                                                                      Inkubasi 37ºselama 24 jam        
UJI  IMVIC
UJI BIOKIMIA
                   




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1   Tinjauan Tentang MPN (Most Probable Number)
Prinsip penggunaan metode ini adalah menggunakan larutan sebagai media pertumbuhan atau disebut sebagai media cair (broth) yang ditempatkan dalam tabung reaksi. Hasil perhitungannya dilakukan dengan melihat jumlah tabung yang positif gas. Umumnya setiap pengenceran digunakan 3-5 buah tabung. Lebih banyak tabung yang digunakan menunjukan ketelitian yang lebih tinggi.
Pengenceran harus dilakukan sedemikian rupa sehingga beberapa tabung ditumbuhi satu sel saja sedangkan tabung lain tidak mengandung sel. Setelah inkubasi diharapkan pada beberapa tabung terjadi pertumbuhan (+) sedangkan lainnya (-).  Pemilihan kombinasi yaitu berdasrkan pada pengenceran terakhir dimana semua tabung memberikan reasi positif, kemudian diambil dua pengenceran berikutnya.
Perhitungan koloni bakteri berdasarkan atas  aktivitas bakteri tersebut dalam melakukan metabolisme. Metode ini disebut juga sebagai APM (Most Probable Number). Bahan uji yang akan dihitung populasi diencerkan beberapa kali, dilanjutkan dengan inokulasi hasil pengenceran tersebut dalam media tertentu yang dapat mendeteksi adanya aktifitas metabolisme bakteri uji. Hasil yang diperoleh kemudian dirujuk pada table APM atau MPN, sehingga populasi dapat diketahui dengan pendekatan tersebut.
 Metode APM atau MPN sering dipakai untuk menghitung jumlah populasi bakteri E.coli dalam air limbah, karena kemampuannya dalam melakukan fermentasi dalam substrat media cair lactose Broth. Metabolitnya berupa gas karbon dioksida yang akan terperangkap dalam tabung Durham yang sengaja dimasukan dalam tabung reaksinya dengan posisi terbalik.
Nilai MPN adalah perkiraan jumlah unit tumbuh (growth unit) atau unit pembentuk-koloni (colony-forming unit) dalam sampel. Namun, pada umumnya, nilai MPN juga diartikan sebagai perkiraan jumlah individu bakteri. Satuan yang digunakan, umumnya per 100 mL atau per gram. Jadi misalnya terdapat nilai MPN 10/g dalam sebuah sampel air, artinya dalam sampel air tersebut diperkirakan setidaknya mengandung 10 coliform pada setiap gramnya. Makin kecil nilai MPN, maka air tersebut makin tinggi kualitasnya, dan makin layak minum. Metode MPN memiliki limit kepercayaan 95 persen sehingga pada setiap nilai MPN, terdapat jangkauan nilai MPN terendah dan nilai MPN tertinggi.
2.2  Metode MPN (Most Probable Number)
Metode MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu uji pendugaan (presumtive test), uji konfirmasi (confirmed test), dan uji kelengkapan (completed test). Dalam uji tahap pertama, keberadaan coliform masih dalam tingkat probabilitas rendah; masih dalam dugaan. Uji ini mendeteksi sifat fermentatif coliform dalam sampel. Karena beberapa jenis bakteri selain coliform juga memiliki sifat fermentatif, diperlukan uji konfirmasi untuk mengetes kembali kebenaran adanya coliform dengan bantuan medium selektif diferensial. Uji kelengkapan kembali meyakinkan hasil tes uji konfirmasi dengan mendeteksi sifat fermentatif dan pengamatan mikroskop terhadap ciri-ciri coliform: berbentuk batang, Gram negatif, tidak-berspora. Adapun ragamnya yaitu:
Ø  Ada 3 ragam yang biasanya dipakai pada pemeriksaan MPN yaitu :
1. Ragam 511
-        5 tabung yang berisi LB double X 10 ml
-        1 tabung yang berisi LB single X 1 ml
-        1 tabung yang berisi LB single X 0,1 ml
2. Ragam 555
-      5 tabung yang berisi LB double X 10 ml
-      5 tabung yang berisi LB single X 1 ml
-      5 tabung yang berisi LB single X 0,1 ml



3. Ragam 333
-      3 tabung yang berisi LB double X 10 ml
-      3 tabung yang berisi LB single X 1 ml
-      3 tabung yang berisi LB single X 0,1 ml










BAB III
METODE KERJA
3.1. Alat dan Bahan:
 Alat                :
ü  Tabung reaksi steril
ü  Bunsen
ü  Karet pengisap
ü  Pipet steril  10ml. 1 ml, dan 0,1 ml                                               
ü  Inkubator
ü  Erlenmeyar
Bahan          :                      
ü  NaCl steril
ü  Sampel  air kemasan JS
ü  Media Endo, Mac Concey dan EMBA,LB double dan single,BGLB
ü  Kapas
3.2. Prosedur Kerja :
Untuk specimen yang sudah diolah atas angka kuman nya diperkirakan rendah dengan  ragam 5 X 10 ml, 1 X1 ml, dan 1 X 0,1 ml.
Untuk sampel padat, terlebih dahulu di encerkan dengan NaCl steril yang ada dalam Erlenmeyer. Dengan menggunakan metode 511,sampel yang telah diencerkan  dipipet kedalam media LB double sebanyak 10 ml,ke media LB single sebanyak 1 ml dan 0,1 ml.
1.    Sisa penipisan 10x dari angka kuman tersebut ditanamkan ke dalam :
·         5 tabung Lactose Broth triple strength a’ 10 ml
·         5 tabung Lactose Broth triple strength a’ 1 ml
·         5 tabung Lactose Broth triple strength a’ 0,1 ml
Masuk incubator 37C 48 jam.
Sedangkan untuk minuman yang belum atau sudah diolah, digunakan ragam 331, seperti air gallon yaitu:
·         5 tabung Lactose Broth double 10 ml
·         5 tabung Lactose Broth single 1 ml
·         5 tabung Lactose Broth single 0,1 ml

2.    Lactose Broth yang menunjukkan positif gas diambil 1 ose / 1 tetes ditanam kedalam Brilliant Greent Lactose Bile Broth (BGLB). Masuk incubator 37C 48 jam.
3.    Dibaca dan dicatat BGLB yang menunjukkan positif gas, masing-masing ditanam pada Endo agar, masuk incubator 37C 24 jam.
Untuk mendapatkan index MPN coliform, dengan dasargas tersebut hasil pencatatan BGLB positif gas tersebut diatas, dicari di table MPN.
4.    Koloni yang berwarna merah hitam methalic di Endo agar, ditanam pada TSI agar, SIM medium, dan Simmon’s Citrate agar, untuk memastikan adanya Escherichia coli. Inkubasi 37C 24 jam.
5.    Dibaca pada TSIA, SIM medium dan Simmon Citrate agar, mana yang betul E.coli dan yang bukan. Dengan dasar itu, dicari ditabel menentukan berapa index MPN E. coli.





BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pemeriksaan
Dari hasil pemeriksaan didapatkan sebagai berikut
Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Malang.
OLEH: Edi Suriaman dan Juwita
No.
Sample
Tabung
1
2
3
1.
Air
PDAM
1. 10 ml sample
+ (Positif)
+ (Positif)
+ (Positif)
2. 1 ml sample
+ (Positif)
+ (Positif)
+ (Positif)
3. 0.1 ml sample
+ (Positif)
+ (Positif)
+ (Positif)
2.
Depot
Kenzi
1. 10 ml sample
- (Negatif)
- (Negatif)
- (Negatif)
2. 1 ml sample
- (Negatif)
- (Negatif)
- (Negatif)
3. 0.1 ml sample
- (Negatif)
- (Negatif)
- (Negatif)
3.
Air
mineral
(Club)
1. 10 ml sample
- (Negatif)
- (Negatif)
- (Negatif)
2. 1 ml sample
- (Negatif)
- (Negatif)
- (Negatif)
3. 0.1 ml sample
- (Negatif)
- (Negatif)
- (Negatif)
**Catatan:
1. Tanda positif menunjukkan adanya bakteri coliform dalam sample air yang diuji. Indikator yang digunakan adalah dengan melihat gelembung dalam tabung Durham dan gas pada tabung reaksi, karena mikroba (bakteriColi form) yang tumbuh mampu memfermentasikan laktosa.
2. Tanda negatif (-), menunjukkan, tidak terdapatnya gelembung dalam tabung Durham dan gas pada tabung reaksi, hal ini menunjukkan tidak terdapat aktivitas mikroba (bakteriColi form) dalam tabung kultur.
3. Hasil sample air pada tabung yang positif, kemudian dilakukan uji
lanjut. Yaitu uji penegasan.
3.1.2 Hasil Uji Penegasan bakteriColiform
Hasil yang diperoleh dari uji penegasan adalah:
Sample
Tabung
1
2
3
Air
PDAM
1. 10 ml sample
+ (Positif)
+ (Positif)
+ (Positif)
2. 1 ml sample
- (Negatif)
- (Negatif)
- (Negatif)
3. 0.1 ml sample
- (Negatif)
- (Negatif)
- (Negatif)
**Catatan:
§  setelah sampel dipipet ke dalam media LB double dan single



D
C
B
A
                                                                            
                       
Keterangan ;
                                    a. LB double yang berisi sampel Air sumur
                                    b. LB single yang berisi sampel air sumur
c. LB double yang berisi sampel air kemasan
                                    b. LB single yang berisi sampel air kemasan





§  Hasil media LB




b
a
                                   

Keterangan   :
a)    LB kue air kemasan metode 555
ÿ 5 tabung LB double positif (+) gas
ÿ 2 tabung LB single negatif (-)  gas
b)    LB Air Galon Metode 333
ÿ Semua tabung menunjukkan hasil yang negatif
§  Hasil pada media BGLB

Pada BGLB 5 tabung yang positif gas





Perhitungan 
Rumus
        (A + B + C) X (
Dit
           A = 3
           B = 0
           C = 1
 MPN    : (A+B+C) X (  
             =  5 + 5 + 5
 
             = 15 X   
          = 15
              = 1500






§  Koloni pada media MC dan EMBA
           
           



  Media MC                                        Media EMBA

§  Hasil uji biokimia

ÿ TSIA
   

 Acid-acid









ÿ Uji IMVIC
                                                                             
1.       MR (+)
2.       VP (-)
3.       SIM : Sulfur (-),Indol (-), Motilyti(+)
4.       SC (-)
                                                                          

 


      MR     VP      SIM   SC
ÿ uji gula-gula
                                                                        
       
        
        
                                                                       
        
                  Glu    lak    suk  mal  man  urea
                         (+)     (+)      (-)    (+)    (+)     (-)         

4.2. Pembahasan
Uji kualitas air ini menggunakan sampel kue dona-doni dan air galon. Masing-masing sampel air ini dibuat 3 seri larutan perlakuan. Untuk larutan seri pertama, sampel air dipipet sebanyak 10 ml dan dimasukkan ke dalam 3 tabung reaksi berisi medium LB 10 mL yang telah berisi tabung durham. Sedangkan larutan seri kedua berupa 1 mL sampel air yang dimasukkan ke dalam tabung reaksi berisi medium LB 10 mL yang didalamnya juga mengandung tabung durham.
Larutan yang terakhir adalah larutan seri ketiga yang dibuat dengan mencampur 0,1 mL sampel air dalam 10 mL LB di dalam tabung reaksi berisi tabung durham. Ketiga seri larutan uji ini kemudian diinkubasi pada suhu 35-370C selama 24 jam. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ditemukan gelembung gas pada tabung kultur air sample galon, sehingga ini menunjukkan bahwa dalam air sampel galon Air minum tidak mengandung bakteri koliform, karena setelah masa inkubasi pada kaldu laktosa tidak terbentuk gas dalam tabung Durham. Ini membuktikan tidak terjadi fermentasi laktosa oleh bakteri yang tergolong ke dalam kelompok koliform.
Pada pemerikasaa MPN sampel padat, terlebih dahulu ditimbang sebanyak 10 gram kemudian dilakukan penghancuran dan dilarutkan dalam NaCl o,9 %. Sampel di diamkan sampai mengendap kemudian dipipet kedalam LB double dan LB single sebanyak 10 ml untuk 5 tabung  LB double dan 1 ml dan 0,1 ml untuk 2 tabung LB single. Sampel ditanam pada laktosa broth, yang positif  gas dipindahkan pada brilliant green lactose bile broth, yang positif gas (= coliform positif) ditanam pada Endo, EMBA agar. Di Endo/EMB agar yang menunjukan hijau methalic ( E. coli tersangka ), dipastikan dengan indol, SC, MR, motyliti.
Media LB yang telah ditanami diinkubasi pada suhu 35-370C selama 24 jam. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ditemukan gelembung gas pada tabung kultur sample kue Dona-Doni, sehingga ini menunjukkan bahwa dalam kue Dona_doni mengandung bakteri koliform. Dilanjutkan pada BGLB inkubasi  370 C  24  jam. Yang positif di BGLB  kemudian dilanjutkan  pada media Enda/EMB agar inkubasi 370 C  24 jam. Pada media menunjukan cirri-ciri dari E. coli :
Endo Agar        : Koloni besar, bulat, smooth, merah – merah tua, metalic
EMB Agar            : Koloni sedang, smooth, keeping kehijau – hijauan, metallic
           
Ditanam pada TSIA, IMVIC,  dan media gula-gula, karena setelah masa inkubasi pada kaldu laktosa terbentuk gas dalam tabung Durham. Ini membuktikan terjadi fermentasi laktosa oleh bakteri yang tergolong ke dalam kelompok koliform.











BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.    Kesimpulan
Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa:
1.    Pada sampel air sumur pada media LB double dan Single terdapat gas sehingga dikatakan positif dan setelah di pindahkan di BGLB juga positif.. Penanaman pada media MC dan EMBA juga menunjukkan koloni yang sama dengan koloni pada bakteri Escherichia coli juga pada uji biokimia yang menunjukkan hasil yang sama. Maka dapat disimpulkan bahwa sampel air sumur terdapat bakteri Escherichia coli. Tapi hal ini bias saja berkemungkinan dari cara kerja yang salah serta kesterilan alat yang kurang
2.    Air sumur memenuhi syarat sebagai air minum yang bersih dan
terbebas dari kontaminasi bakteri koliform.
3.    Proses sterilisasi dan penyaringan pada air kemasan memenuhi syarat sebagai air bersih dan terbebas dari kontaminasi mikroba (bakteri koliform).         
5.2.    Saran
Perlu dilakukan uji lanjut, yaitu Uji penguat dengan tujuan mendeteksi adanya bakteri Escherichia coli, karena pada penelitian ini belum melakukan uji penguat untuk mengetahui lebih lanjut keberadaan bakteri Escherichia coli.



Air Kemasan JS Dan Air sumur






OLEH
Ahmad Akhsan
P0.71.3.203.09.1.001


Kementrian Kesehatan RI
 Politeknik Kesehatan Makassar
Jurusan Analis Kesehatan Makassar
2011



Tidak ada komentar:

Posting Komentar