Senin, 16 Mei 2011

E.coli salmonella dan shigella


BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar belakang
                   Bakteri, dari kata Latin bacterium (jamak, bacteria), adalah kelompok terbanyak dari organisme hidup. Mereka sangatlah kecil (mikroskopik) dan kebanyakann uniselular (bersel tunggal), dengan struktur sel yang relatif sederhana tanpa nukleus/inti sel, cytoskeleton, dan organel lain seperti mitokondria dan kloroplas. Struktur sel mereka dijelaskan lebih lanjut dalam artikel mengenai prokariota, karena bakteri merupakan prokariota, untuk membedakan mereka dengan organisme yang memiliki sel lebih kompleks, disebut eukariota. Istilah "bakteri" telah diterapkan untuk semua prokariota atau untuk kelompok besar mereka, tergantung pada gagasan mengenai hubungan mereka.
                   Bakteri adalah yang paling berkelimpahan dari semua organisme. Mereka tersebar (berada di mana-mana) di tanah, air, dan sebagai simbiosis dari organisme lain. Banyak patogen merupakan bakteri. Kebanyakan dari mereka kecil, biasanya hanya berukuran 0,5-5 μm, meski ada jenis dapat menjangkau 0,3 mm dalam diameter (Thiomargarita). Mereka umumnya memiliki dinding sel, seperti sel tumbuhan dan jamur, tetapi dengan komposisi sangat berbeda (peptidoglikan). Banyak yang bergerak menggunakan flagela, yang berbeda dalam strukturnya dari flagela kelompok lain.

Sejarah

Bakteri pertama ditemukan oleh Anthony van Leeuwenhoek pada 1674 dengan menggunakan mikroskop buatannya sendiri. Istilah bacterium diperkenalkan di kemudian hari oleh Ehrenberg pada tahun 1828, diambil dari kata Yunani βακτηριον yang memiliki arti "small stick"

Morfologi/bentuk bakteri
Berbagai bentuk tubuh bakteri
Berdasarkan berntuknya, bakteri dibagi menjadi tiga golongan besar, yaitu:
  • Kokus (Coccus) dalah bakteri yang berbentuk bulat seperti bola, dan mempunyai beberapa variasi sebagai berikut:
    • Mikrococcus, jika kecil dan tunggal
    • Diplococcus, jka bergandanya dua-dua
    • Tetracoccus, jika bergandengan empat dan membentuk bujursangkar
    • Sarcina, jika bergerombol membentuk kubus
    • Staphylococcus, jika bergerombol
    • Streptococcus, jika bergandengan membentuk rantai
  • Basil (Bacillus) adalah kelompok bakteri yang berbentuk batang atau silinder, dan mempunyai variasi sebagai berikut:
    • Diplobacillus, jika bergandengan dua-dua
    • Streptobacillus, jika bergandengan membentuk rantai
  • Spiril (Spirilum) adalah bakteri yang berbentuk lengkung dan mempunyai variasi sebagai berikut:
    • Vibrio, (bentuk koma), jika lengkung kurang dari setengah lingkaran
    • Spiral, jika lengkung lebih dari setengah lingkaran
Bentuk tubuh/morfologi bakteri dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, medium dan usia. Oleh karena itu untuk membandingkan bentuk serta ukuran bakteri, kondisinya harus sama. Pada umumnya bakteri yang usianya lebih muda ukurannya relatif lebih besar daripada yang sudah tua.
Pengaruh lingkungan terhadap bakteri
Kondisi lingkungan yang mendukung dapat memacu pertumbuhan dan reproduksi bakteri. Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan reproduksi bakteri adalah suhu, kelembapan, dan cahaya.
B. Maksud dan Tujuan
·         Untuk mengetahui adanya bakteri Escherichia Coli, Salmonella & Shigella pada sampel tinja.
·         Untuk mengidentifikasi Escherichia Coli, Salmonella & Shigella pada sampel .











BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.   Escherichia Coli

1.    Tinjauan Eschericia Coli

Escherichia coli, atau biasa disingkat E. coli, adalah salah satu jenis spesies utama bakteri gram negatif. Pada umumnya, bakteri yang ditemukan oleh Theodor Escherich ini dapat ditemukan dalam usus besar manusia. Kebanyakan E. Coli tidak berbahaya, tetapi beberapa, seperti E. Coli tipe O157:H7, dapat mengakibatkan keracunan makanan yang serius pada manusia. E. Coli yang tidak berbahaya dapat menguntungkan manusia dengan memproduksi vitamin K2, atau dengan mencegah baketi lain di dalam usus.

E. coli banyak digunakan dalam teknologi rekayasa genetika. Biasa digunakan sebagai vektor untuk menyisipkan gen-gen tertentu yang diinginkan untuk dikembangkan. E. coli dipilih karena pertumbuhannya sangat cepat dan mudah dalam penanganannya.

Superdomain:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Escherichia          
Spesies:
E. coli

Morfologi dan fisiologi

E. Coli dari anggota family Enterobacteriaceae. Ukuran sel dengan
panjang 2,0 – 6,0 µm dan lebar 1,1 – 1,5 µm. Bentuk sel dari bentuk seperti coocal  hingga  membentuk  sepanjang  ukuran  filamentous.  Tidak ditemukan  spora..  E.  Coli  batang  gram  negatif.  Selnya  bisa  terdapat tunggal,  berpasangan,  dan  dalam  rantai  pendek,  biasanya  tidak berkapsul.bakteri  ini  aerobic  dan  dapat  juga  aerobic  fakultatif.  E.  Coli merupakan  penghuni  normal  usus,  seringkali  menyebabkan  infeksi. Kapsula atau mikrokapsula  terbuat dari asam – asam polisakarida. Mukoid kadang – kadang memproduksi pembuangan ekstraselular yang tidak  lain adalah sebuah polisakarida dari speksitifitas antigen K tententu atau  terdapat  pada    asam  polisakarida  yang  dibentuk  oleh  banyak  E. Coli  seperti pada Enterobacteriaceae. Selanjutna digambarkan  sebagai antigen M dan dikomposisikan oleh asam kolanik.  FARMASI USD YOGYAKARTA  2
Biasanya  sel  ini  bergerak  dengan  flagella  petrichous.  E.  Coli memproduksi macam – macam  fimbria atau pili yang berbeda, banyak
macamnya pada struktur dan speksitifitas antigen, antara lain filamentus, proteinaceus,  seperti  rambut appendages di  sekeliling  sel dalam  variasi jumlah.  Fimbria  merupakan  rangkaian  hidrofobik  dan    mempunyai pengaruh  panas  atau  organ  spesifik  yang  bersifat  adhesi.  Hal  itu merupakan faktor virulensi yang penting. E.  Coli  merupakan  bakteri  fakultatif  anaerob,  kemoorganotropik, mempunyai  tipe  metabolisme  fermentasi  dan  respirasi  tetapi pertumbuhannya  paling  sedikit  banyak  di  bawah  keadaan anaerob.pertumbuhan  yang baik pada  suhu optimal  370C pada media yang mengandung 1% peptone sebagai sumber karbon dan nitrogen. E. Coli memfermentasikan  laktosa dan memproduksi  indol yang digunakan untuk mengidentifikasikan bakteri pada makanan dan air.  E. coli berbentuk besar (2-3 mm), circular, konveks dan koloni tidak berpigemn  pada  nutrient  dan  media  darah.  E.  Coli  dapat  bertahan
hingga suhu 600C selama 15 menit atau pada 550C selama 60 menit.

Struktur Antigen

Escherichia coli memiliki antigen O tersusun dari komplek polisakarida-phospolipid dengan fraksi protein yang tahan terhadap pemanasan, sehingga antigen O dikenal sebagai antigen permukaan yang tahan panas (heat-stable). Antigen K merupakan antigen kapsul atau amplop. Antigen K terletak di atas antigen O dan mencegah antigen O kontak dengan antibodi O. tersusun dari lipopolisakarida Antigen fimbria terletak pada fimbria (pili), yang merupakan penonjolan pada dinding sel dan tersusun dari protein. Antigen H merupakan antigen flagela, protein dan tidak tahan panas (Gross,1997).
Antigen yang digunakan untuk menentukan serotipe adalah sebagai berikut:

 Somatik atau antigen O. Dituliskan menggunakan numeral Arabik; sebagai contoh, O33 (Carter, 2004). Antigen O merupakan bagian terluar dinding sel lipopolisakarida dan terdiri unit berulang lipopollisakarida. Beberapa polisakarida spesifik O mengandung gula unik. Antigen O tahan terhadap panas dan alcohol dan biasanya dideteksi dengan cara aglutinasi bakteri. Antibodi terhadap antigen O adalah IgM. Sedangkan tiap jenis enterobacteriaceae digabungkan dengan kelompok khusus O sehingga tiap organisme tunggal dapat membawa beberapa antigen O yang sama dengan E. coli. E. coli dapat bereaksi silang dengan beberapa spesies providencia, klebsiella, dan salmonella. Biasanya antigen O berhubungan dengan penyakit khusus pada manusia, misalnya tipe spesifik O dari E. coli ditemukan pada diare dan infeksi saluran kemih (Brooks, 1995).
 Antigen K (permukaan atau amplop). Ada lebih dari 80 Antogen K yang berbeda-beda. Dituliskan menggunakan numeral Arabik; contoh, K4 (Carter, 2004). Antigen K merupakan bagian luar dari antigen O pada beberapa, tetapi tidak pada semua enterobacteriaceae. Beberapa antigen K adalah polisakarida, termasuk antigen K dari E. coli dan yang lainnya protein. Antigen K dapat berpengaruh pada reaksi aglutinasi dengan antisera O dan mereka dapat dihubungkan dengan virulensi misalnya strain E. coli memproduksi K1 yang merupakan penyebab utama pada meningitis neonatal, dan antigen K dari E. coli menyebabkan perlekatan bakteri pada sel epithelial yang memungkinkan invasi ke sistem gastrointestinal atau saluran kemih) (Brooks, 1995).
 Antigen H atau flagella. Ditulis dengan H diikuti dengan numeral Arabik; contoh, H2. Apabila tidak ada flagella , dituliskan dengan NM (nonmotil) (Carter, 2004). Antigen H terletak pada flagella dan denaturasi atau dihilangkan oleh panas atau alkohol. Mereka dapat diawetkan dengan pemberian formalin pada varian bakteri yang motil. Antigen H mengadakan aglutinasi dengan antibodi H , biasanya Ig G. Penentu dalam antigen H merupakan fungsi dari rangkaian asam amino pada protein flagella (flagellin) (Brooks, 1995).

  
Patogenesis  :

 Penyakit yang sering ditimbulkan oleh E. Coli adalah DIARE.  E.  Coli  yang  menyebabkan  diare  sangat  sering  ditemukan  di seluruh  dunia.  E,  Coli  ini  diklasifikasikan  oleh  cirri  khas  sifat  –  sifat virulensinya  dan  setiap  grup  menimbulkan  penyakit  melalui mekanisme yang berbeda, antara lain:
a.  E. Coli Enteropatogenik (EPEC)
Penyebab  penting  diare  pada  bayi,  khususnya  di  Negara berkembang.  EPEC  melekat  pada  sel  mukosa  yang  kecil. Faktor  yang  diperantarai  secara  kromosom  menimbulkan pelekatan  yang  kuat.  Akibat  dari  infeksi  EPEC  adalah  diare cair yang biasanya sembuh sendiri taetapi dapat juga kronik. Lamanya  diare  EPEC  dapat  diperpendek    dengan pemberian  anibiotik.  Diare  terjadi  pada  manusia,  kelinci, anjing,  kucing  dan  kuda.  Seperti  ETEC,  EPEC  juga menyebabkan  diare  tetapi  mekanisme  molekular  dari kolonisasi dan etiologi adalah berbeda. EPEC  sedikit  fimbria, ST  dan  LT  toksin,  tetapi  EPEC  menggunakan  adhesin  yang dikenal  sebagai  intimin  untuk  mengikat  inang  sel  usus.  Sel FARMASI USD YOGYAKARTA  3 EPEC  invasive  (jika memasuki  sel  inang)  dan menyebabkan radang. 

b.  E. Coli Enterotoksigenik (ETEC)
Penyebab  yang  sering  dari  “diare  wisatawan”  dan  sangat penting  menyebabkan  diare  pada  bayi  di  Negara berkembang.  Faktor  kolonisasi  ETEC  yang  spesifik  untuk menimbulkan  pelekatan  ETEC  pada  sel  epitel  usus  kecil. Lumen  usus  terengang  oleh  cairan  dan  mengakibatkan hipermortilitas  serta  diare,  dan  berlangsung  selama
beberapa hari. Beberapa strain ETEC menghasilkan eksotosin tidak tahan  panas.  Prokfilaksis  antimikroba  dapat  efektif tetapi  bisa  menimbulkan  peningkatan  resistensi  antibiotic pada  bakteri,  mungkin  sebaiknya  tidak  dianjurkan  secara umum.  Ketika  timbul  diare,  pemberian  antibiotic  dapat secara efektif mempersingkat lamanya penyakit. Diare tanpa disertai  demam  ini  terjadi  pada  manusia,  babi,  domba, kambing, kuda, anjing, dan sapi. ETEC menggunakan fimbrial adhesi  (penonjolan dari dinding  sel bakteri)  untuk mengikat sel –  sel enterocit di usus halus. ETEC dapat memproduksi   2 proteinous  enterotoksin:  dua  protein  yang  lebih  besar,  LT enterotoksin  sama  pada  struktur  dan  fungsi  toksin  kolera hanya  lebih  kecil,  ST  enterotoksin  menyebabkan  akumulasi
cGMP  pada  sel  target  dan  elektrolit  dan  cairan  sekresi berikutnya ke lumen usus. ETEC strains tidak invasive dan tidak tinggal pada lumen usus.

c.  E. Coli Enterohemoragik (EHEC)
Menghasilkan  verotoksin,  dinamai  sesuai  efek  sitotoksinya pada  sel  Vero,  suatu  sel  hijau  dari  monyet  hijau  Afrika. Terdapat  sedikitnya  dua  bentuk  antigenic  dari  toksin.  EHEC berhubungan  dengan holitis  hemoragik,  bentuk  diare  yang berat dan dengan sindroma uremia hemolitik, suatu penyakit akibat  gagal  ginja  akut,  anemia  hemolitik  mikroangiopatik, dan  trombositopenia.  Banyak  kasus  EHEC  dapat  dicegah dengan  memasak  daging  sampai  matang.  Diare  ini ditemukan pada manusia, sapi, dan kambing. 

d.  E. Coli Enteroinvansif (EIEC)
Menyebabkan  penyakit  yang  sangat  mirip  dengan shigellosis.  Penyakit  terjadi  sangat  mirip  dengan  shigellosis. Penyakit  sering  terjadi  pada  anak  –  anak  di  Negara berkrmbang  dan  para wisatawan  yang menuju  ke  Negara tersebut. EIEC melakukan  fermentasi  laktosa dengan  lambat FARMASI USD YOGYAKARTA  4 dan  tidak  bergerak.  EIEC  menimbulkan  penyakit  melaluii invasinya  ke  sel  epitel  mukosa  usus.  Diare  ini  ditemukan hanya pada manusia. 

e.  E. Coli Enteroagregatif (EAEC)
Menyebabkan diare akut dan kronik pada masyarakat di Negara berkembang. Bakeri ini ditandai dengan pola khas pelekatannya pada sel manusia. EAEC menproduksi hemolisin dan ST enterotoksin yang sama dengan ETEC. 

Gejala diare  :
Gejala diare atau mencret adalah tinja yang encer dengan frekuensi 4 x atau lebih dalam sehari, yang kadang disertai: 
  Muntah
  Badan lesu atau lemah
  Panas
  Tidak nafsu makan
  Darah dan lendir dalam kotoran
Diare  bisa  menyebabkan  kehilangan  cairan  dan  elektrolit (misalnya natrium dan kalium),  sehingga bayi menjadi  rewel atau  terjadi  gangguan  irama  jantung maupun  perdarahan otak.
 Diare  seringkali  disertai  oleh  dehidrasi  (kekurangan  cairan). Dehidrasi  ringan hanya menyebabkan bibir kering. Dehidrasi sedang  menyebabkan  kulit  keriput,  mata  dan  ubun-ubun menjadi  cekung  (pada  bayi  yang  berumur  kurang  dari  18 bulan).  Dehidrasi  berat  bisa  berakibat  fatal,  biasanya menyebabkan syok.




Selain  diare,  E.  Coli    juga  dapat  menyebabkan  beberapa  penyakit  yang  bisa  juga disebabkan beberapa bakteri lain, antara penyakitnya sebagai berikut :

1.  Infeksi saluran kemih

Penyebab  yang  paling  lazim  dari  infeksi  saluran  kemih  dan merupakan  penyebab  infeksi  saluran  kemih  pertama  pada  kira  kira 90% wanita muda.

Gejala    :
Sering kencing, disuria, hematuria, dan piura. Kebanyakan infeksi ini
disebabkan oleh E. Coli dengan sejumlah tipe antigen O.

2.  Sepsis

Bila  pertahanan  inang  normal  tidak  mencukupi,  E.  Coli  dapat memasuki  aliran  darah  dan menmyebabkan  sepsis.  Bayi  yang  baru lahir dapat sangat rentan terhadap sepsis E. Coli karena tidak memiliki antibody IgM. Sepsis dapat terjadi akibat infeksi saluran kemih. FARMASI USD YOGYAKARTA  8

3.  Meningitis

E. Coli merupakan salah satu penyebab utama meningitis pada bayi. E.  Coli    dari  kasus  meningitis  ini  mempunyai  antigen  KI.  Antigen  ini bereaksi  silang  dengan  polisakarida  simpai  golongan  B  dari  N meningtidis. Mekanisme  virulensi  yang berhubungan dengan antigen KI tidak diketahui.


 Pengobatan Diare

Prinsip  pengobatan  diare  adalah  mencegah  dehidrasi dengan  pemberian  oralit  (rehidrasi)  dan  mengatasi penyebab diare. Diare dapat disebabkan oleh banyak faktor seperti  salah  makan,  bakteri,  parasit,  sampai  radang. Pengobatan  yang diberikan  harus disesuaikan dengan  klinis pasien.

Obat  diare  dibagi menjadi  tiga pertama  kemoterapeutika yang  memberantas  penyebab  diare  .seperti  bakteri  atau parasit, obstipansia  untuk menghilangkan  gejala  diare  dan spasmolitik  yang  membantu  menghilangkan  kejang  perut yang tidak menyenangkan.  Sebaiknya jangan mengkonsumsi golongan kemoterapeutika tanpa  resep  dokter.  Dokter  akan  menentukan  obat  yang disesuaikan  dengan  penyebab  diarenya  misal  bakteri, parasit.  Pemberian  kemoterapeutika  memiliki  efek  samping dan sebaiknya diminum sesuai petunjuk dokter Sebenarnya usus besar tidak hanya mengeluarkan air secara berlebihan  tapi  juga  elektrolit.  Kehilangan  cairan  dan elektrolit  melalui  diare  ini  kemudian  dapat  menimbulkan
dehidrasi. Dehidrasi  inilah  yang mengancam  jiwa  penderita diare.

Kerangka Operasional

Spesimen


             Media transport
             (carry-Blair)


            Media Pemupuk
           (Boillon Agar)
           Inkubasi 370 C, 24 jam

                                                                         

Media selektif 370 C, 24 jam




Mac Conkey Agar                       E  M  B                                  Endo Agar
·         Sedang
·         Hijau metalik
·         Tengah warna hijau
·         smooth
·         Besar
·         Merah tua
·         Cembung
·         smooth
·         Sedang-besar
·         Merah keruh
·         Cembung
·         Smooth











        Differential medium
        TSIA
        (inkubasi 370 C, 24 jam)


          Tes biokimia / gula-gula
          (inkubasi 370 C, 24 jam)

     
        Uji sensitivitas
B.   Salmonella & Shigella

1.    Tinjauan Bakteri Salmonella

Salmonella adalah penyebab utama dari penyakit yang disebarkan melalui makanan (foodborne diseases). Pada umumnya, serotipe Salmonella menyebabkan penyakit pada organ pencernaan. Penyakit yang disebabkan oleh Salmonella disebut salmonellosis. Ciri-ciri orang yang mengalami salmonellosis adalah diare, keram perut, dan demam dalam waktu 8-72 jam setelah memakan makanan yang terkontaminasi oleh Salmonella. Gejala lainnya adalah demam, sakit kepala, mual dan muntah-muntah. Tiga serotipe utama dari jenis S. enterica adalah S. typhi, S. typhimurium, dan S. enteritidis. S. typhi menyebabkan penyakit demam tifus (Typhoid fever), karena invasi bakteri ke dalam pembuluh darah dan gastroenteritis, yang disebabkan oleh keracunan makanan/intoksikasi. Gejala demam tifus meliputi demam, mual-mual, muntah dan kematian. S. typhi memiliki keunikan hanya menyerang manusia, dan tidak ada inang lain. Infeksi Salmonella dapat berakibat fatal kepada bayi, balita, ibu hamil dan kandungannya serta orang lanjut usia. Hal ini disebabkan karena kekebalan tubuh mereka yang menurun. Kontaminasi Salmonella dapat dicegah dengan mencuci tangan dan menjaga kebersihan makanan yang dikonsumsi.
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Gamma Proteobakteria
Ordo:
Famili:
Genus:
Salmonella
                                                 Klasifikasi ilmiah








Media tumbuh

Untuk menumbuhkan Salmonella dapat digunakan berbagai macam media, salah satunya adalah media Hektoen Enteric Agar (HEA). Media lain yang dapat digunakan adalah SS agar, bismuth sulfite agar, brilliant green agar, dan xylose-lisine-deoxycholate (XLD) agar. HEA merupakan media selektif-diferensial. Media ini tergolong selektif karena terdiri dari bile salt yang berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri gram positif dan beberapa gram negatif, sehingga diharapkan bakteri yang tumbuh hanya Salmonella. Media ini digolongkan menjadi media diferensial karena dapat membedakan bakteri Salmonella dengan bakteri lainnya dengan cara memberikan tiga jenis karbohidrat pada media, yaitu laktosa, glukosa, dan salisin, dengan komposisi laktosa yang paling tinggi. Salmonella tidak dapat memfermentasi laktosa, sehingga asam yang dihasilkan hanya sedikit karena hanya berasal dari fermentasi glukosa saja. Hal ini menyebabkan koloni Salmonella akan berwarna hijau-kebiruan karena asam yang dihasilkannya bereaksi dengan indikator yang ada pada media HEA, yaitu fuksin asam dan bromtimol blue.
Morfologi dan Fisiologis
ü  Bentuk batang,
ü   gram negatif fakultatif aerob
ü  bergerak dengan flagel peritrich,
ü  mudah tumbuh pada perbenihan biasa dan tumbuh baik pada perbenihan yang mengandung empedu.
ü  Sebagian besar salmonella bersifat patogen pada binatang dan merupakan sumber infeksi pada manusia. Binatang-binatang itu antara lain tikus, unggas, ternak, anjing dan kucing.
ü  Di alam bebes salmonella dapat tahan hidup lama dalam air, tanah atau bahan makanan.
ü  Dalam feces di luar tubuh manusia tahan hidup 1 - 2 bulan.
ü  Dalam air susu dapat berkembang biak da hidup lebih lama sehingga sering merupakan batu loncatan untuk penularan penyakit lainya.
            Salmonella spesies adalah gram negatif, aerob, berbentuk batang, bakteri zoonosis yang dapat menginfeksi manusia, burung, reptil, dan hewan lainnya. genus ini termasuk sekitar 2.000 spesies dibagi menjadi lima subgenera. Dari subgenera lima, dua subgenera, Subgenus Subgenus I dan III, dapat ditemukan pada burung. Subgenus saya berisi spesies salmonella yang paling sering menginfeksi unggas. Subgenus III, berisi spesies Salmonella arizonae dan Arizona hinshawii, yang kadang-kadang dilaporkan pada burung, terutama yang berhubungan dengan, atau dekat dengan reptil.
            Kuman tumbuh pada suasana aerob dan fakultatif anaerob, pada suhu 15 - 41o C (suhu pertumbuhan optimum 37o C) dan pH pertumbuhan 6 - 8. Pada umumnya isolat kuman Salmonella dikenal dengan sifat-sifat, gerak positif, reaksi fermentasi terhadap manitol dan sorbitol positif dan memberikan hasil negatif pada reaksi indol, laktosa, Voges Praskauer dan Sebagian besar isolat Salmonella yang berasal dari bahan klinik menghasilkan H2S. Samonella thypi hanya membentuk sedikit H2S dan tidak membentuk gas pada fermentase glukosa. Pada agar SS,Endo, EMB dan MacConkey koloni kuman berbentuk bulat, kecil dan tidak berwana, pada agar Wilson Blair koloni kuman berwarna hitam berkilat logam akibat pembentukan H2S.
Struktur Antigen
            Seperti Enterobacteriaceae lain, salmonella memiliki beberapa antigen O (dari keseluruhan yang berjumlah lebih dari 60) dan antigen H yang berbeda pada salah satuatau kedua fase. Beberapa salmonella mempunyai antigen simpai (K), yang disebut Vi,yang dapat mengganggu aglutinasi melalui antiserum o. Antigen ini dihubungkan dengan sifat invasif yang dimilikinya. Tes aglutinasi dengan antiserum serapan untuk O dan Hyang berbeda merupakan dasar untuk klasifikasi salmonella secara serologi.

Patogenitas dan Gambaran Klinis
            Salmonella adalah penyebab utama dari penyakit yang disebarkan melalui makanan (foodborne diseases). Pada umumnya, serotipe Salmonella menyebabkan penyakit pada organ pencernaan. Penyakit yang disebabkan oleh Salmonella disebut salmonellosis. Ciri-ciri orang yang mengalami salmonellosis adalah diare, keram perut, dan demam dalam waktu 8-72 jam setelah memakan makanan yang terkontaminasi oleh Salmonella. Gejala lainnya adalah demam, sakit kepala, mual dan muntah-muntah. Tiga serotipe utama dari jenis S. enterica adalah S. typhi, S. typhimurium, dan S. Enteritidis. S.typhi menyebabkan penyakit demam tifus (Typhoid fever), karena invasi bakteri ke dalam pembuluh darah dan gastroenteritis, yang disebabkan oleh keracunan makanan / intoksikasi. Gejala demam tifus meliputi demam, mual-mual, muntah dan kematian. S. typhi memiliki keunikan hanya menyerang manusia, dan tidak ada inang lain. Infeksi Salmonella dapat berakibat fatal kepada bayi, balita, ibu hamil dan kandungannya serta orang lanjut usia. Hal ini disebabkan karena kekebalan tubuh mereka yang menurun. Kontaminasi Salmonella dapat dicegah dengan mencuci tangan dan menjaga kebersihan makanan yang dikonsumsi.
                 Patogenitas Salmonella bersifat invasif yakni menyerang bagian epithelium dari ileum. Salmonella menghasilkan enterotoksin yang menyebabkan diare berair. Bila selaput lendir menjadi rusak, diare yang terjadi disertai darah.
                 Ada 2000 serotipe Salmonella dan 6-10 di antaranya diketahui menimbulkan gastroenteritis. Diare yang ditimbulkan biasanya disertai dengan gejala-gejala mual, demam dan nyeri perut. Di samping menyebabkan diare berair, Salmonella juga menyebabkan mencret (exudative diarrhoea) yang ditandai oleh hadirnya leukosit di dalam feses. Di beberapa negara telah ditemukan strain Salmonella yang resisten terhadap ampisilin, khloramfenikol, dan sulfametoxazol-trimet (Anonim, 2007).
                 Bakteri Salmonella masuk ke tubuh penderita melalui makanan atau minuman yang tercemar bakteri ini. Akibat yang ditimbulkan bila terinfeksi bakteri Salmonella adalah peradangan pada saluran pencernaan sampai rusaknya dinding usus. Akibatnya penderita akan mengalami diare, sari makanan yang masuk dalam tubuh tidak dapat terserap dengan baik sehingga penderita akan tampak lemah dan kurus. Racun yang dihasilkan oleh bakteri Salmonella menyebabkan kerusakan otak, organ reproduksi wanita bahkan yang sedang hamilpun dapat mengalami keguguran.
            Penyakit – penyakit yang disebabkan oleh Salmonella secara umum dikenal dengan Salmonellosis. Secara klinik ada 3 bentuk Salmonellosi. Secara klinik ada 3 bentuk Salmonellosis yang bias timbul pada manusia yaitu:

-       Enteric fever
            Mencakup demam tifoid dan demam paratifoid. Deman tifoid atau tifus abdominalis disebabkan oleh Salmonella typhi. Salmonella typhi tertelan bersama makanan atau terkontaminasi dan bersarang di jaringan limfoid pada dinding usus . Aliran limfa membawa organisme ini kedalam duktus torak kemudian kedalam darah. Sedangkan demam paratifoid adalah penyakit yang disebabkan oleh salmonella enteristidis ( Tambayong, J, 2000).
Demam paratifoid disebabkan oleh Salmonella paratyphi A, Salmonella paratyphi B, Salmonella paratyphi C, gejala kliniknya biasanya lebih ringan dan mempunyai masa inkubasi lebih pendek 1 – 10 hari, demam diasa berlangsung selama 1 – 3 minggu, rose spots jarang ditemukan.


-  Septikemia
Disebabkan oleh Salmonella choleraesus, infeksi terjadi melalui rute oral dan akhirnya masuk kedalam sirkulasi darah dan berkembang biak. Salmonella tersebar luas dalam tubuh dan cenderung menyebabkan supurasi local, abses, meningitis,pneumonia dan endokartidis terutama pada orang – orang yang fisiknya dalam keadaan lemah, tetapi manifestasi pada saluran usus sering tidak ada. Septikemia ini ditandai dengan demam tinggi yang turun naik, kultur darah positif.


-  Gastroenteritis/enterokolitis
Merupakan manifestasi infeksi Salmonella yang wajar, timbul sesudah makan makanan yang tercemari bakteri penyakit Salmonella, spesies Salmonella yang lazim menyebabkan penyakit ini adalah Salmonella typhimurium dan Salmonella enteridis, bakteri tersebut masuk kedalam sirkulasi darah. Gejala – gejalanya timbul dalam waktu 8 – 49 jam sesudah makan makanan yang tercemar Salmonella tersebut. Diare disertai demam berlangsung selama 1 – 4 hari. Kultur darah biasanya negative tetapi kultur tinja positif untuk Salmonella.
 Epidemologi
              Di banyak negara berkembang, diare akut yang disebabkan oleh Salmonella tidak begitu besar. Terutama di daerah urban diare pada anak-anak yang disebabkan oleh infeksi Salmonella sekitar 10%. Transmisi kuman terjadi secara meat-borne, yaitu melalui makanan yang berasal dari hewan seperti daging, unggas, telur, susu; tetapi dapat pula terjadi secara water-borne.











Kerangka operasional

Spesimen


             Media transport
             (carry-Blair)


            Media Pemupuk
           (Boillon Agar)
           Inkubasi 370 C, 24 jam

                                                                         

Media selektif 370 C, 24 jam


·         Bulat
·         Putih jernih
·         Cembung, Kecil, rata
·         Tidak memecah laktosa
·         Bulat
·         Merah mengkilap
·         Cembung
·         Keci, rata
·         Memecah laktosa
                Mac conkey                                                                       SSA





           Inkubasi 370 C, 24 jam

             TSIA, Tes biokimia
                                                                                  
              Uji sensitivitas

2.    Tinjauan bakteri shigella

Shigella adalah genus dari Gram-negatif, non-motil, bakteri endospor berbentuk-tongkat yang berhubungan dekat dengan Escherichia coli dan Salmonella. Shigella merupakan penyebab dari penyakit shigellosis pada manusia, selain itu, Shigella juga menyebabkan penyakit pada primata lainnya, tetapi tidak pada mamalia lainnya. Shigella adalah bakteri yang dapat menginfeksi saluran pencernaan dan menyebabkan gejala mulai dari diare, nyeri perut, muntah, dan mual, sampai komplikasi yang lebih serius. Infeksi ini disebut Shigellosis, terkadang dapat menghilang dalam perjalanan penyakitnya, antibiotik dapat mempersingkat perjalanan penyakit. Shigellosis, yang paling umum terjadi dalam musim panas, umumnya mengenai anak-anak usia 2-4 tahun, dan jarang menginfeksi bayi kurang dari 6 bulan.

                                  Klasifikasi kingdom Shigella
Kerajaan            : Bakteria
Filum                  :
Proteobakteria
Kelas                  :
Gamma Proteobakteria
Ordo                  : Enterobakteriales
Famili                 : Enterobakteriaceae
Genus                : Shigella

Morfologi dan Fisiologi
                   Shigella adaiah bakteri bentuk batang, tidak bergerak , Gram négatif, bersifat aerobik tetapi bisa fakultatif anaerob, tidak meragikan laktosa tetapi meragikan karbihidrat lainnya, menghasilkan asam tetapi tidak menghasilkan gas. Habitat alamiah Shigella terbatas pada saluran pencemaan manusia dan primata lainnya dimana spesiesnya bisa menimbulkan disentri basiler. Spesies patogen Shigella yaitu: Shigella dysentriae, Shigella flexneri, Shigella boydii, Shigella sonnei yang dapat dibedakan secara serologi spesifik untuk Shigella dari hasil kultur atau pembiakan.

    Patogenesis dan Gejala Klinis
       Disentri basiler atau shigellosis adalah infeksi usus akut yang dapat sembuh sendiri yang disebabkan oleh Shigella. Shigellosis dapat menyebabkan 3 bentuk diare yaitu disentri dengan tinja lembek, disertai darah, mucus dan pus, waterdiarrhea yaitu tinja yang berbentuk cair, dan kombinasi keduanya yaitu tinja berbentuk cair disertai darah, mucus dan pus.
       Masa inkubasi adalah 2 – 4 hari atau bias lebih lama sampai 1 minggu. Pada ornag yang sehat diperlukan 200 kuman untuk menyebabkan sakit (Anonim,1993)
       Setelah masa inkubasi, secara mendadak timbul nyeri perut, demam dan tinja encer. Satu hari atau beberapa hari kemudain jumlah tinja meningkat karena infeksi meliputi ileum dan kolon, melekat pada permukaan mukosa dan menembus lapisan epitel dan berkembang biak ke dalam lapisan mukosa. Lalu terjadi reaksi hebat yang menyebabkan terlepasnya sel – sel dan timbulnya luka pada permukaan mukosa usus. Tinja ini berkurang encernya tetapi mengandung lender dan darah. Tiap gerakan usus disertai dengan tenensmus yang menyebabkan nyeri perut bagian bawah.
       Demam dan diare ini sembuh secara spontan dalam 2 – 5 hari pada lebih dari setengah kasus otang dewasa. Namun pada anak – anak dan orang tua, enyakit ni berlangsung lama. Kehilangan cairan dan elektrolit dapat menyebakan dehidrasi,asidosis, bahkan kematian.
       Setelah sembuh, kebanyakan orang mengeluarkan bakteri disentri dalam waktu yang singkat, namun beberapa diantaranya menjadi pembawa yang kronis yang dapat mengalami serangan penyakit berulang – ulang (Jawetz, 2005).
       Infeksi ini sangat menular dan dapat dicegah dengan cuci tangan yang baik. Tanda dan Gejala Bakteri Shigella menghasilkan racun yang dapat menyerang permukaan usus besar, menyebabkan pembengkakan, luka pada dinding usus, dan diare berdarah. Keparahan diare pada Shigellosis berbeda dari diare biasa. Pada anak-anak dengan Shigellosis, pertama kali buang air besar besar sering dan berair. Kemudian buang air besar mungkin lebih sedikit, tetapi terdapat darah dan lendir di dalamnya.
Gejala lain Shigellosis termasuk :
ü  Nyeri perut
ü  Demam tinggi
ü  Hilangnya nafsu makan
ü  Mual dan muntah 
ü  Nyeri saat buang air besar
                   Dalam kasus Shigellosis yang sangat parah, seseorang mungkin mengalami kejang, kaku kuduk, sakit kepala, kelelahan, dan kebingungan. Shigellosis juga dapat menyebabkan dehidrasi dan komplikasi lain yang jarang terjadi, seperti radang sendi, ruam kulit, dan gagal ginjal.  Beberapa anak dengan kasus Shigellosis yang berat mungkin perlu dirawat di rumah sakit. Shigellosis sangat menular. Seseorang dapat terinfeksi melalui kontak dengan sesuatu yang terkontaminasi oleh tinja dari orang yang terinfeksi. Ini termasuk mainan, permukaan di toilet, dan bahkan makanan yang disiapkan oleh seseorang yang terinfeksi. Misalnya, anak-anak yang menyentuh permukaan yang terkontaminasi oleh shigella seperti toilet atau mainan dan kemudian memasukkan jari-jari mereka di mulut maka mereka bisa menjadi terinfeksi. Shigella bahkan dapat dibawa dan disebarkan oleh lalat yang kontak dengan tinja yang terinfeksi.
                   Karena tidak membutuhkan banyak bakteri Shigella untuk menyebabkan infeksi maka penyakit dapat menyebar dengan mudah dalam keluarga dan penampungan anak. Bakteri mungkin juga tersebar di sumber air di daerahdengan sanitasi yang buruk. Shigella masih dapat disebarkan dalam 4 minggu setelah gejala penyakit selesai (walaupun pengobatan antibiotik dapat mengurangi pengeluaran bakteri Shigella di tinja).
                   Cara terbaik untuk mencegah penyebaran Shigella adalah dengan sering mencuci tangan yang bersih dengan sabun, terutama setelah menggunakan toilet dan sebelum mereka makan. Hal ini terutama penting dalam perawatan anak.
                   Jika Anda merawat anak yang mengalami diare, cuci tangan sebelum menyentuh orang lain dan sebelum memegang makanan. (Siapa pun dengan diare sebaiknya tidak menyiapkan makanan bagi orang lain.) Pastikan untuk sering membersihkan dan membersihkan toilet yang digunakan oleh seseorang dengan Shigellosis. Popok anak dengan Shigellosis harus dibuang dalam tong sampah yang tertutup, dan bekas popok harus dibersihkan dengan disinfektan setelah digunakan. Anak-anak (terutama mereka yang masih menggunakan popok) dengan Shigellosis atau dengan diare dari setiap penyebab harus dijauhkan dari anak-anak lain. Penanganan, penyimpanan, dan persiapan makanan juga dapat membantu mencegah infeksi Shigella. Makanan dingin harus disimpan dingin dan makanan panas harus disimpan panas untuk mencegah pertumbuhan bakteri.
                   Untuk mengkonfirmasi diagnosis Shigellosis, dokter akan mengambil sampel tinja dari anak Anda yang akan diuji untuk bakteri Shigella. Tes darah dan tes lainnya juga dapat menyingkirkan kemungkinan penyebab lain dari gejala, terutama jika anak Anda memiliki sejumlah besar darah dalam tinja.
                   Beberapa kasus Shigellosis tidak memerlukan pengobatan, tetapi antibiotik akan diberikan untuk memperpendek penyakit dan untuk mencegah penyebaran bakteri kepada orang lain. Jika dokter memberikan resep antibiotik sesuai diagnosis maka berikan mereka sesuai dosis. Hindari pemberian obat bebas untuk muntah-muntah atau diare, karena mereka dapat memperpanjang penyakit. Acetaminophen (parasetamol) dapat diberikan untuk mengurangi demam dan membuat anak Anda lebih nyaman. Untuk mencegah dehidrasi, ikuti petunjuk dokter Anda tentang apa yang anak Anda harus makan dan minum. Dokter anda dapat merekomendasikan minuman khusus yang disebut cairan rehidrasi oral, atau CRO (seperti Pedialyte) untuk menggantikan cairan tubuh dengan cepat, terutama jika diare telah berlangsung selama 2 atau 3 hari atau lebih. Anak-anak yang mengalami dehidrasi sedang-berat atau yang memiliki penyakit lain yang lebih serius mungkin perlu dirawat di rumah sakit untuk dipantau dan mendapat tatalaksana seperti cairan infus atau antibiotik.
    Diagnosa Laboratorium
                   Bahan pemeriksaan dapat berupa  feces, urine, rectal swab, makanan, minuman, dan air. Dari bahan tersebut kemudian dilakukan pewarnaan gram, perbenihan MacConkey, EMBA, Endo, SSA, HEA, XLD agar dan diinkubasi pada suhu 370 C. Selanjutnya koloni yang tumbuh dilakukan pewarnaan gram kembali, tes biokimia, dan penentuan tipe bakteriofag.













BAB III
MATODE KERJA
A.   Alat dan Bahan .

Alat   : 
·         Objek gelas
·         Ose
·         Nall
·         Lampu spiritus
·         Mikroskop
·         Inkubator
·         Cotton buds
·         Pipet tetes

Bahan   :
·         Alkohol 96%
·         Lugol
·         CGV (Carbol Gentian Violet)
·         Safranin
·         KOH 10%
·         Metil Red
·         α-naftol 1 %
·         NaCl 0,85%
·         Kovaks
·         Tinja


            Medium perbenihan :
Ø  Mac conkey agar
Ø  EMB
Ø  ENDO agar
Ø  SSA (salmonella shigella agar)
Ø  BSA (bismuth sulfit agar)
Ø  Selenit dan MKT sebagai media pengaya
Ø  Deretan gula-gula  : semi solid, TSIA, Manit, dan pepton



B.   Prosedur Kerja

1.    Escherichia Coli
v  Hari I
-          Specimen ditanam pada : ENDO, MC dan EMB
-          Kemudian dieramkan 370 C, 24 jam

v  Hari II
-          Koloni tersangka E. coli diambil, kemudian di tanam pada agar miring, dan gula-gula
-          Dieramkan 370 C, 24 jam

Koloni tersangka di :

ENDO       :  besar-besar, cembung, merah tua metalik, smooth
MC            :  sedang-besar, keeping-cembung, merah keruh,        smooth
EMB          :  sedang, keeping, hijau metalik tengah berwarna ungu  tua, smooth

2.    Salmonella & shigella
v  Hari I
Secara langsung, tinja ditanam pada perbenihan MC, SSA, BSA
Dieramkan selama 24 jam pada suhu 370 C kecuali BSA harus 2 malam.
v  Hari II
Diamati adanya koloni tersangka :
Yang tampak putih jernih dengan diameter 2-3 mm (salmonella), atau diameter 1-2 (shigella), dan koloni hitam dengan dasar abu-abu pada BSA (salmonellan typhi).
LAPORAN PRAKTIKUM
BAKTERIOLOGI III


pada sampel tinja

 




Oleh :

Ahmad AKhsan Kma
PO.71.3.203.09.1.0.001

Poltekkes kemenkes makassar
Analis kesehatan
2011



1 komentar:

  1. terimakasih nih pembahasannya...

    http://tokoonlineobat.com/obat-demam-tifoid-alami/

    BalasHapus