Selasa, 17 Mei 2011

ALT makanan

BAB I
PENDAHULUAN
1.1     Latar belakang
Meningkatnya taraf kehidupan dan kesibukan di kota besar seperti Makassar menyebabkan masyarakat cenderung memilih hal-hal praktis seperti memanfaatkan jasa layanan makanan dan minuman untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum selama bekerja, baik di kantor, pabrik, dan di pasar. Masalah kebersihan dan keamanan makanan dan minuman  merupakan masalah penting bagi konsumen.
Mengingat bahwa makanan yang digunakan kemungkinan mengandung bakteri patogen maka sebelum digunakan harus diperiksa terlebih dahulu, sebab makanan harus bebas dari bakteri-bakteri patogen tersebut. Untuk pemeriksaan tersebut diperlukan pengujian bakteriologis makanan di laboratorium. Pengujian ini dapat menentukan makanan yang diperiksa tersebut mengandung bakteri patogen atau tidak. Alam prakteknya pengujian makanan secara bakteriologis untuk menentukan ada tidaknya bakteri bentuk koli.
Oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian tentang kuman-kuman patogen pada makanan. Mikroorganisme merupakan salah satu makhluk hidup yang hanya dapat dilihat dengan bantuan mikroskop. Karena ukurannya yang sangat kecil, maka sukar sekali untuk menghitung mikroorganisme. Oleh sebab itu, praktikan harus mengetahui cara-cara untuk melakukan perhitungan mikroorganisme dengan metode-metode tertentu, yaitu metode ALT (Angka Lempeng Total) dan MPN (Most Probable Number).

Perhitungan Bakteri Pada pemeriksaan suatu produk, jumlah bakteri akan menggambarkan mutu bahan baku, proses pembuatan dan tingkat kerusakan suatu bahan mekanan. Metode  erhitungan sangat banyak, hanya biasanya metode yang dipilih adalah disesuaikan dengan kepentingan  pemeriksaan, kecepatan dan ketepatan hasil pemeriksaan. Metode perhitungan itu adalah: (1) metode hitung bakteri, metode ini dapat dikerjakan tergantung dari jumlah bakteri yang hidup dengan aktifitas metabolisme (a) angka lempengan total, (b) pengenceran, Most Probable Number (MPN), (c) aktifitas metabolik. (2) Metode total bakteri hidup dan bakteri mati meliputi (a) berat kering bakteri, (b) kekeruhan, berdasarkan jumlah sinar yang diserap pada panjang gelombang tertentu, (c) hitung partikel elektronik, (d) hitung dengan mikroskop langsung, (e) Volume sel (Anonim, 2007).
Dari sejumlah metode di atas beberapa saja yang sering digunakan untuk pemeriksaan rutin yaitu;
1)    Angka lempeng total ”Pour Plate” digunakan untuk menghitung bakteri dengan ketentuan, yaitu satu koloni bakteri dihitung satu sel bakteri hidup,  satu sel hidup dari sampel akan mampu membentuk koloni bakteri dalam lempeng petri dish, dihitung jumlah koloni antar 30-300 koloni. Apabila kurang maka dihitung jumlah koloni yang ada, sedang apabila lebih dari 300 maka perlu dilakukan pengenceran.
2)    Penghitungan bakteri dengan bakteri ”Spread Plate”, prinsip hitung bakteri dengan metode ini adalah meratakan bakteri yang terdapat di dalam sampel dengan volume tertentu di atas permukaan media yang sesuai.
3)    Most Probable Number (MPN), adalah perhitungan bakteri dengan cara menggunakan variasi jumlah tabung yang sudah ada didalam standard (Anonim, 2007).
Slide spesial-counting Chambers sebagaimana penghitung bakteri Petroff-Hausser juga digunakan untuk membuat perhitungan langsung. Perhitungan bakteri ditempatkan pada sebuah jalur  ruangan, dimensi dari yang kita tahu, dan dibungkus dengan yang kecil. Pengujian dapat di buat dengan lebih banyak kepuasan dengan lapangan-gelap atau fase mikroskopis, jika sel tidak ditandai dan karena itu tidak terlalu mencolok oleh pengujian terang-lapang. Sejak counting cahmber diputuskan mati di dalam area yang pasti dan sejak kedalaman dari perhitungan pada ruangan diperhitungkan di ketahui, berarti bahwa di atas volume lain daerah yang diatus dapat dijumlahkan. Semuanya adalah dibutuhkan, oleh karena itu, apakah dijumlahkan nomor dari organisme di beberapa area, rata-rata mendapatkan bilangan untuk menghitung per area, dan juga mengalikan rata-rata ini oleh sebuah faktor yang tepat memasukkan penjumlahan ke nomor bakteri   permillimeter (Pelczar, etc. 1958).
1.2     Maksud dan Tujuan
    1.2.1.Maksud
Maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui jumlah koloni dengan metode ALT (Angka Lempeng Total)  yang terdapat dalam sampel kue doko-doko cangkuling.
1.2.2.Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menghitung jumlah koloni dengan metode ALT  yang terdapat dalam sampel kue doko-doko cangkuling.




1.3     Kerangka Operasional


















             




Flowchart: Connector: NA + NaCl steril                                                                                                                 kontrol







Down Arrow Callout: Dicampur hingga homogen                       

Double Wave: Hitung koloni                                                            inkubasi 370 c selama 24 jam
                                                                                      


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.   Tinjauan Umum Tentang ALT
Metode penentuan angka lempeng total ini digunakan untuk menentukan jumlah total mikroorganisma aerob dan anaerob (psikrofilik, mesofilik dan termofilik) .
a)  Psikofilik adalah kelompok mikroorganisme yang hidup pada suhu kurang dari 20°C,
b)  Mesofilik adalah kelompok mikroorganisme yang hidup pada suhu 20 °C-40°C
c)  Termofilik adalah kelompok mikroorganisme yang hidup pada suhu lebih besar dari 40°C.
Angka lempeng total aerob adalah jumlah mikroorganisma hidup yang membutuhkan oksigen yang terdapat dalam suatu produk yang diuji. Pertumbuhan mikroorganisme aerob dan anaerob (psikrofilik, mesofilik dan termofilik) setelah contoh diinkubasikan dalam media agar pada suhu 35°C ± 1°C selama 24 jam 48 jam ± 1 jam mikroorganisme ditumbuhkan pada suatu media agar, maka mikroorganisma tersebut akan tumbuh dan berkembang biak dengan membentuk koloni yang dapat langsung dihitung.
Penentuan Angka Lempeng Total dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, metoda cawan agar tuang/pour plate yaitu dengan menanamkan contoh ke dalam cawan petri terlebih dahulu kemudian ditambahkan media agar. Kedua, metode cawan agar sebar/spread plate yaitu dengan menuangkan terlebih dahulu media agar ke dalam cawan petri kemudian contoh diratakan pada permukaan agar dengan menggunakan batang gelas bengkok. Pada metode cawan agar tuang, untuk menghindari berkurangnya populasi bakteri akibat panas yang berlebihan maka media agar yang akan dituang mempunyai suhu 45°C ±1°C.
Populasi bakteri dihitung dengan cara mengencerkan sampel atau bahan uji, dilanjutkan dengan melakukan inokulasi semua hasil pengenceran didalam media pelat. Jumlah koloni yang dapat tumbuh pada pelat dihitung secara manual dengan bantuan “Colony Counter”. Jumlah koloni yang memenuhi ketentuan perhitungan adalah 25-30 sampai 250-300 koloni pada media pelat.
Artinya: Bila percobaan menunjukan data terdapat populasi 20 koloni pada pelat hasil pengenceran ke-4 dan 200 koloni pada pengenceran ke-3, maka kesimpulannya adalah bahan uji mengandung = 200 x 10³ = 200.000 koloni bakter  / mL atau perhitungan berdasarkan pada koloni yang tumbuh pada hasil pengenceran ke-3.
Metode ini dapat dianggap yang paling sensitive kerena sel hidup yang dapat terhitung, beberapa jenis mikroorganisme dapat dihitung sekaligus dan dapat digunakan utuk isolasi dan identifikasi karena koloni yang terbentuk mungkin berasal dari satu sel induk.
Pengukuran kuantitatif populasi mikroorganisme sangat diperlukan untuk berbagai macam penelaahan mikrobiologis. Terdapat berbagai macam cara untuk menghitung jumlah mikroorganisme, akan tetapi secara mendasar, ada dua cara yaitu secara langsung dan secara tidak langsung. Ada beberapa cara perhitungan secara langsung, antara lain adalah dengan membuat preparat dari suatu bahan (preparat sederhana diwarnai atau tidak diwarnai) dan penggunaan ruang hitung (counting chamber). Sedangkan perhitungan cara tidak langsung hanya untuk mengetahui jumlah mikroorganisme pada suatu bahan yang masih hidup saja (viabel count). Dalam pelaksanaannya, ada beberapa cara yaitu : perhitungan pada cawan petri (total plate count / TPC), perhitungan melalui pengenceran, perhitungan jumlah terkecil atau terdekat (MPN methode), dan kalorimeter (cara kekeruhan atau turbidimetri) (Cappuccino & Natalie, 1983).
Berbagai macam uji mokrobiologis dapat dilakukan terhadap bahan pangan, meliputi uji kuantitatif mikroba untuk menentukan daya tahan suatu makanan, uji kualitatif bakteri patogen untuk menenetukan tingkat keamanan dan uji indikator untuk menentukan tingkat sanitasi makanan tersebut. Pengujian yang dilakukan terhadap tiap bahan pangan tidak sama tergantung berbagai faktor, seperti jenis dan komposisi bahan pangan, cara pengepakan dan penyimpanan serta komsumsinya, kelompok konsumen dan berbagai faktor lainnya (Djide, 2003).
Kue doko-doko unti merupakan produk olahan dari terigu,santan dan pisang yang terdapat dalam jajan.Tujuan penelitian ini adalah menetapkan kualitas bakteriologi doko-doko unti yang dihasilkan agar sesuai dengan persyaratan terhadap bakteri patogen yang ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN). Dilakukan uji bakteriologi terhadap bahan baku, yaitu uji Angka Lempeng Total (ALT), uji bakteri coliform, dan uji adanya bakteri pathogen.
untuk menetapkan standar awal proses pengolahan, kemudian dilakukan proses produksi. Uji yang sama juga dilakukan terhadap produk akhir yang dihasilkan. Hasil uji bakteriologi terhadap susu kedelai, yaitu ALT adalah 18 koloni/mL, jumlah bakteri coliform <3 Angka Paling Mungkin/mL, dan uji terhadap Escherichia coli, Salmonella, dan Staphylococcus aureus menunjukkan hasil negatif. Uji bakteriologi pada produk akhir, yaitu susu kedelai kental manis menunjukkan hasil ALT 160 koloni/mL, jumlah bakteri coliform <3 Angka Paling Mungkin/mL, dan uji terhadap Escherichia coli, Salmonella, dan Staphylococcus aureus menunjukkan hasil negatif.
Untuk mengetahui sifat-sifat morfologi bakteri dapat diperiksa di dalam keadaan hidup atau di dalam keadaan mati. Pemeriksaan morfologi ini perlu untuk mengenal nama bakteri. Disamping itu juga diperlukan juga pengenalan sifat-sifat fisiologinya, bahkan sifat-sifat fisiologi itu kebanyakan merupakan faktor penentu dalam  mengenal nama spesies suatu bakteri.
Nama bakteri itu berasal dari kata “Bakterion” (bahasa Yunani) yang berarti tongkat atau batang. Sekarang nama itu dipakai untuk menyebut sekelompok mikroorganisme yang bersel satu, tidak berklorofil (meskipun ada kecualinya), berbiak dengan pembelahan diri, serta demikian kecilnya sehingga hanaya nampak dengan koloni bakteri jenis tertentu sepertinya bisa dimanfaatkan untuk memperkecil kerusakan fisik bangunan karena gempa. Sebab bakteri tersebut memiliki kemampuan merekatkan butiran-butiran pasir sehingga tanah menjadi kokoh.  
2.2.   Penentuan Angka Lempeng Total (ALT)
   Penentuan Angka Lempeng Total dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
§  metoda cawan agar tuang/pour plate yaitu dengan menanamkan contoh ke dalam cawan petri terlebih dahulu kemudian ditambahkan media agar.
§  Kedua, metode cawan agar  sebar/spread plate yaitu dengan menuangkan terlebih dahulu media agar ke dalam cawan petri kemudian contoh diratakan pada permukaan agar dengan menggunakan batang gelas bengkok. Pada metode cawan agar tuang, untuk menghindari berkurangnya populasi bakteri akibat panas yang berlebihan maka media agar yang akan dituang mempunyai suhu 45°C ±1°C. Koloni cendawan dapat segera dibedakan dari koloni bakteri, koloni cendawan itu memperlihatkan benang-benang miselium. Koloni bakteri nampak sekelumit mentega, air susu atau percikan sari buah yang kental.
Secara kuantitatif koloni bakteri dapat dihitung dengan cara menghitung populasinya secara umum atau dengan kata lain menghitung seluruh sel bakteri yang ada dalam media termasuk sel yang mati, dan menghitung sel bakteri hidup dengan menggunakan teori pendekatan. Teknik perhitungan cara pertama relatif mudah dilakukan, karena pada cara yang kedua jumlah koloni yang dapat dihitung sangat tergantung dari aktivitas bakteri dalam media pertumbuhannya. Walaupun demikian kedua cara perhitungan ini sering dipakai sesuai dengan tujuan percobaannya. ( google.com ).
2.3.   Pemeriksaan Angka lempeng Total (ALT)
Pemeriksaan angka lempeng total/Standar plate Count adalah menentukan jumlah bakteri dalam suatu sampel. Dalam test tersebut diketehui perkembangan banyaknya bakteri dengan mengatur sampel, di mana total bakteri tergantung atas formasi bakteri di dalam media tempat tumbuhnya dan masing-masing bakteri yang dihasilkan akan membentuk koloni yang tunggal (Pelczar & Chan, 1986).
Populasi bakteri dihitung dengan cara mengencerkan sampel atau bahan uji, dilanjutkan dengan melakukan inokulasi semua hasil pengenceran didalam media pelat. Jumlah koloni yang dapat tumbuh pada pelat dihitung secara manual dengan bantuan “Colony Counter”. Jumlah koloni yang memenuhi ketentuan perhitungan adalah 25-30 sampai 250-300 koloni pada media pelat, Artinya: Bila percobaan menunjukan data terdapat populasi 20 koloni pada pelat hasil pengenceran ke-4 dan 200 koloni pada pengenceran ke-3, maka kesimpulannya adalah bahan uji mengandung = 200 x 10³ = 200.000 koloni bakteri  / mL atau perhitungan berdasarkan pada koloni yang tumbuh pada hasil pengenceran ke-3. Metode ini dapat dianggap yang paling sensitive kerena sel hidup yang dapat terhitung, beberapa jenis mikroorganisme dapat dihitung sekaligus dan dapat digunakan utuk isolasi dan identifikasi karena koloni yang terbentuk mungkin berasal dari satu sel induk ( google.com ).
Prinsip metode ALT ini adalah apabila ada satu sel mikroorganisme yang masih hidup ditumbuhkan pada medium yang sesuai, maka sel tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan dihitung dengan mata pada media yang digunakan dan setelah dilakukan inkubasi pada suhu dan waktu tertentu.
Metode hitungan cawan memiliki prinsip yaitu jika sel jasad renik yang masih hidup ditumbuhkan pada medium agar, maka sel jasad renik tersebut akan berkembang biak membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan dihitung dengan mata tanpa menggunakan mikroskop(Fardiaz,1992).
Metode hitungan cawan adalah metode perhitungan secara tidak langsung yang didasarkan pada anggapan bahwa setiap sel yang dapat hidup akan berkembang menjadi satu koloni yang merupakan suatu indeks bagi jumlah organisme yang dapat hidup yang terdapat pada sampel(Penn, 1991).
koloni yang dipilih untuk dihitung menggunakan cara metode hitungan cawan memiliki syarat khusus berdasarkan statistik untuk memperkecil kesalahan dalam perhitungan. Perhitungan mengacu kepada standar atau peraturan yang telah ditentukan. Syarat-syaratnya sebagai berikut :
ÿ Pilih cawan yang ditumbuhi koloni dengan jumlah 30-300 koloni. > 300 = TNTC (Too Numerous To Count) atau TBUD (Terlalu Banyak Untuk Dihitung). < 30 = TFTC (Too Few To Count).
ÿ Jumlah koloni yang dilaporkan terdiri dari 2 digit yaitu angka satuan dan angka sepersepuluh yang dikalikan dengan kelipatan 10 (eksponensial)
ÿ 3. Bila diperoleh perhitungan < 30 dari semua pengenceran, maka hanya dari pengenceran terendah yang dilaporkan.
ÿ Bila diperoleh perhitungan > 300 dari semua pengenceran, maka laporannya adalah 300 dikali 1/ faktor pengenceran dengan menuliskan hasil yang sebenarnya dalam tanda kurung. (hasil yang sebenarnya diperoleh dari pengenceran tertinggi). berurutan dengan jumlah koloni 30-300 dan hasil bagi dari jumlah koloni pengenceran tertinggi dan terendah ≤ 2, maka jumlah yang dilaporkan adalah nilai rata-rata. Jika hasil bagi dari pengenceran tertinggi dan terendah > 2 maka jumlah yang dilaporkan adalah dari cawan dengan pengenceran terendah.
Sebagai salah satu metode perhitungan metode hitungan cawan ini memiliki kelebihan dan kekurangan(Fardiaz,1992).
v  Kelebihan dari metode hitungan cawan:
a. Hanya sel yang masih hidup yang hidup yang dihitung
b. Beberapa jenis jasad renik dapat dihitung sekaligus
c. Dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi jasad renik karena koloni yang terbentuk mungkin berasal sari suatu jasad renik yang memiliki penamapakan pertumbuhan spesifik.
v  Kekurangannya, yaitu:
a. Hasil hitungannya tidak menunjukkan jumlah sel yang sebenarnya, karena     beberapa sel yang berdekatan mungkin membentuk satu koloni
b. Medium dan kondisi inkubasi yang berbeda mungkin menghasilkan nilai yang berbeda
c. Jasad renik yang ditumbuhkan harus dapat tumbuh pada medium padat dan  membentuk koloni yang kompak dan jelas, tidak menyebar.
d. Memerlukan persiapan dan waktu inkubasi yang relative lama sehingga pertumbuhan koloni dapat dihitung.





BAB III
METODE KERJA
3.1. Alat dan Bahan:
 Alat                :
ü  Tabung reaksi steril @ 4 buah     
ü  Bunsen
ü  Cawan petri steril @ 4 buah         
ü  Karet pengisap
ü  Pipet steril 1mL , 10mL                   
ü  Pipet media steril                            
ü  Inkubator
Bahan                      :
ü  NaCl steril
ü  Sampel kue doko-doko unti
ü  Media NA steril
ü  Kapas
3.2. Prosedur Kerja :
Hari I
Sediakan Alat dan Bahan yang akan digunakan
*      Penimbangan Sampel
Contoh makanan yang akan diperiksa ditimbang seberat 10 gr, kemudian secara aseptis dihaluskan dengan blender atau lumpang dan alu porselen.

 






                                     Kue Doko-doko cangkuling

*      Pengenceran sampel .
ü Sampel dilarutkan ke dalam Erlenmeyer steril yang berisikan 90 ml NaCl 0,85% steril.
Rounded Rectangle: 1 mlRounded Rectangle: 1 mlRounded Rectangle: 1 mlRounded Rectangle: 1 ml\






                                     9 ml        9 ml           9 ml         9 ml
10 gram sampel + 90 ml NaCl steril
ü Larutan Sampel Dipipet 1 ml masuk ke tabung steril yang sudah berisi 9 ml NaCl steril, kemudian homogenkan. Tabung pengenceran I.
ü Dari tabung pengenceran I dipipet 1 ml masuk ke tabung pengenceran ke II yang juga sudah berisi 9 ml NaCl steril. Begitu seterusnya sampai diperoleh pengenceran yang diperlukan.



*      Penuangan sampel yang diencerkan ke Plate
 
                                 10-1              10-2                                     10-3                                           10 -4


ü  Masing-masing pengenceren sampel diambil  1 ml, dimasukkan masing-masing ke dalam petridish steril yang sudah diberi tanda nomor sampel, pengenceran dan tanggal pelaksanaan pemeriksaan.
ü  Untuk mengetes Sterilitas alat, reagensia, ruangan, ruangan, dan cara kerjanya, perlu dibuat plate control yang petridish diisi pelarut sebanyak 1 cc.
*      Penuangan media NA




                                 10-1                         10-2                             10-3                        10-4

ü  Kemudian kepada masing-masing petridish yang sudah berisi sampel dan plate control dituangi plate control agar suhu 45-500C sebanyak 15-20 cc.
ü  Homogenkan  dengan cara digoyang-goyangkan ke kiri-ke kanan-ke depan –ke belakang
ü  Diamkan di atas meja sampai agar-agarnya membeku
ü  Diinkubasi pada suhu 370C 48 jam.

Hari II
*      Perhitungan jumlah Koloni
ü  Idealnya jumlah koloni per plate yang boleh dihitung yaitu antara 30 s/d 300 cfu (Colony from unit)
ü  Koloni besar, kecil, menjalar dianggap berasal dari satu bakteri.
ü  Perhitungan dapat dilakukan dengan cara manual dengan member tanda titik dengan spidol pada petridish pada koloni yang sudah dihitung, dapat pula digunakan colony Counter.
ü  Dengan mengkalikan pengencerannya akan diperoleh angka/jumlah kuman/bakteri per 1 gram/1 cc sampelnya.






BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.  Hasil





Rounded Rectangle: NaCl Steril
Rounded Rectangle: NaCl + Sampel


                                                                                









 















Rounded Rectangle: Sampel diencerkan



Rounded Rectangle: Pengenceran sampel
Rounded Rectangle: Control



























5-Point Star: 10-1
5-Point Star: 10-2
5-Point Star: 10-3




5-Point Star: 10-4











Keterangan  :
10-1      : Pengenceran pertama koloni yang tumbuh 15  koloni
10-2     : Pengenceran kedua koloni yang tumbuh 25 koloni
10-3       : pengenceran ketiga koloni yang tumbuh 29 koloni
10-4     : pengenceran keempat koloni yang tumbuh 21 koloni
                                                           
4.2.    Pembahasan
Dari  contoh makanan yang diperiksa, diperoleh Data sebagai berikut.
Plate nomor
Pengenceran
Jumlah koloni
Angka Kuman/gram-cc
1.
2.
3.
4
Control
10x
100x
1000x
10000x
15
26
29
21
-
9600
-
-






              










BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.   Kesimpulan
Berdasarkan Hasil Penanaman dan Identifikasi dapat disimpulkan bahwa Pada pemeriksaan  sampel kue d  tidak di ketahui ko-doko cangkulingangka kuman yang signifikan,pertumbuhan kuman pada media kurang dari batas ideal untuk jumlah koloni yang tumbuh .selain itu control yang di buat ternyata hasil positif ada koloni yang tumbuh Tapi ini mungkin saja terjadi dikarenakan alat – alat yang mungkin tidak steril atau cara pengerjaannya yang tidak steril.
 5.2.     Saran
v  Perlunya memperhatikan penggunaan peralatan media yang steril, seperti pipet, memakai masker, dan sarung tangan untuk pemeriksaan luka. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir penyebaran infeksi akibat Bakteri.
v  Perlu dilakukan uji lanjut, yaitu Uji penguat dengan tujuan mendeteksi adanya bakteri karena pada penelitian ini belum melakukan uji penguat untuk mengetahui lebih lanjut keberadaan bakteri, karena bias saja kesalahan terjadi dari cara pemeriksaan sampel.





Angka Lempeng Total
Kue Doko-Doko Cangkuling


POLTEKKES.png







OLEH
Ahmad Akhsan
P0.71.3.203.09.1.001


Kementrian Kesehatan RI
 Politeknik Kesehatan Makassar
Jurusan Analis Kesehatan Makassar
2011



1 komentar: